Gunung Kelud Meletus

Gunung Kelud
Gunung Kelud Meletus. Dentuman letusan Gunung Kelud di Kediri, Jawa Timur, terdengar hingga Daerah Istimewa Yogyakarta, terutama di Kabupaten Gunung Kidul.

"Ini dikarenakan dentuman letusan yang merembet melalui gelombang udara sebagai gelombang akustik," kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Subandriyo, Jumat dinihari.

Menurut dia, suara yang terdengar masyarakat Yogyakarta merupakan dentuman letusan Gunung Kelud. "Kami juga memantau getaran yang terjadi, karena memang sebagian besar alat pemantau di Gunung Kelud dari sini (BPPTKG)," katanya.

Ia mengatakan, getaran Gunung Kelud juga terekam dari seismograf Stasiun Deles, Klaten, Jawa Tengah, karena sumbernya sangat dalam. "Sumber letusan sangat dalam, seperti Gunung Merapi pada 2010," katanya.

Subandriyo mengatakan, letusan Gunung Kelud yang terjadi Kamis pukul 22.50 WIB tersebut baru awal, dan belum mencapai puncaknya. "Pasti akan bisa lebih besar. Ini belum mencapai puncaknya," katanya.

Ia mengatakan untuk kondisi Gunung Merapi di Sleman, Yogyakarta, saat ini tidak ada aktivitas yang berubah secara siginifikan.

"Gunung Api yang ada di Yogyakarta ini tidak ada hubungannya dengan yang gunung lainnya. Merapi masih aman, tidak ada peningkatan aktivitas," katanya.

Petugas dari Pos Pengamatan Gunung Merapi, Kaliurang Sleman Yulianto mengatakan, kondisi Gunung Merapi masih tetap terpantau aman. "Kegempaan juga masih landai dan belum terlalu ada perubahan. Merapi, aman, tentram, damai," katanya.

Gunung Kelud yang terletak di Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar, dan Kabupaten Malang, Jawa Timur meletus pada Kamis 13 Februari 2014 malam. Abu vulkanik menyembur hingga ketinggian 17 kilometer dari puncak Gunung Kelud. Akibatnya 2 orang dilaporkan tewas dan 18 orang lainnya dilaporkan hilang.

Muntahan Kelud yang menyebar sampai puluhan kota di Pulau Jawa ini disorot dunia. Sejumlah media asing mewartakannya. Di Amerika Serikat, CNN melaporkan berita letusan Gunung Kelud berjudul 'Indonesian volcano erupts on Java; 66,000 told to get out'.

Disebutkan, gunung berapi di pulau utama Indonesia menyemburkan gumpalan asap dan abu vulkanik. Muntahan material abu vulkanik sangat tinggi. Puluhan ribu orang yang tinggal di sekitar gunung pun langsung diungsikan demi keamanan.

"Pemerintah sebelumnya telah memperingatkan warga dan memperintahkan evakuasi warga yang tinggal hingga radius 10 kilometer," tulis CNN, Jumat (14/2/2014).

Kantor berita Reuters melaporkan 'Volcano erupts in Indonesia's Java island; airports closed'. Dijelaskan, meletusnya muntahan abu dan pasir setinggi 17 km dari gunung berapi di pulau padat penduduk Indonesia mengakibatkan 3 bandara ditutup, yakni Bandara Juanda di Surabaya, Bandara Adi Sumarmo Solo, dan Bandara Adisucipto Yogyakarta.

"Gunung Kelud terletak di 140 km dari Kota Surabaya, pusat industri utama Indonesia. Akibat gumpalan abu dan asap, bandara di Surabaya, Yogyakarta, dan Solo ditutup," jelas Reuters.

Wartawan BBC Alice Budisatrijo melaporkan, sejumlah kota di sekitar Gunung Kelud ditutupi abu dengan ketebalan hingga 4 cm. Atap beberapa rumah dilaporkan runtuh.

"Terlihat sekali abu-abu berwarna putih di kota terdekat dari gunung berapi, Kediri," lapor Alice Budisatrijo, dalam artikel BBC berjudul 'Mass evacuation in Indonesia as Java volcano erupts'.

Media Australia, News.com.au memuat artikel 'Mount Kelud on Java island has exploded in a shower of ash and gravel'. Dijelaskan, berdasarkan pantauan dari televisi, dilaporkan abu dan batu turun di desa-desa terdekat hingga membuat warga ketakutan.

"Warga sekitar bergegas pergi meninggalkan rumah menggunakan mobil dan motor menuju pusat evakuasi," tulis News.com.au.

Gunung Kelud Meletus mulai erupsi pada Kamis malam, sekitar pukul 22.55 WIB. Letusan berikutnya terjadi pada pukul 23.00 WIB dan 23.23 WIB. Letusan besar terjadi pada pukul 23.29 WIB. Kelud berstatus Awas atau level IV sejak Kamis 13 Februari pukul 22.15 WIB. (Riz/Ein)

sumber:liputan6.com

0 Response to "Gunung Kelud Meletus"

Posting Komentar